h
Istilah “anarkis” sering digunakan dalam berbagai situasi, terutama saat menggambarkan aksi kekacauan atau kerusuhan. Tapi tahukah kamu, penggunaan kata tersebut seringkali keliru? Jika kita mengacu pada penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anarkis memiliki arti yang cukup spesifik dan berbeda dari yang biasa kita dengar sehari-hari.
Kata anarkis dalam KBBI memiliki dua makna utama. Pertama, anarkis adalah orang yang menganut atau menjadi penganjur paham anarkisme. Artinya, mereka percaya bahwa suatu sistem tanpa pemerintahan atau otoritas yang mengikat adalah cara ideal dalam mengelola kehidupan masyarakat. Kedua, anarkis juga bisa diartikan sebagai orang yang melakukan tindakan anarki, yakni seseorang yang terlibat dalam aksi-aksi tanpa aturan atau struktur formal.
Banyak orang menggunakan kata “anarkis” untuk menggambarkan situasi atau tindakan yang kacau, padahal sebenarnya kurang tepat. Untuk menggambarkan sifat dari sebuah tindakan, kata yang lebih sesuai digunakan adalah “anarkistis.” Jadi, jika ingin menyebutkan bahwa suatu aksi berlangsung tanpa aturan, gunakan kata “anarkistis,” bukan “anarkis.”
Contohnya, ketika terjadi demonstrasi yang ricuh, akan lebih akurat mengatakan bahwa aksi tersebut bersifat anarkistis, bukan menyebut para pelakunya sebagai anarkis jika mereka tidak benar-benar penganut anarkisme atau pelaku langsung tindakan tersebut.
Secara struktur kata, anarkis termasuk dalam kelompok kata benda yang menyebut pelaku atau penganut sesuatu, seperti halnya pianis, linguis, atau optimis. Pianis adalah orang yang memainkan piano, linguis adalah ahli bahasa, dan optimis adalah orang yang selalu berpikir positif. Sama halnya, anarkis adalah pelaku atau penganut paham anarki.
Kesamaan ini menunjukkan bahwa penggunaan kata tersebut harus sesuai konteks, karena jika disalahgunakan bisa mengubah arti secara keseluruhan. Ibarat salah susun simbol di Mahjong Wins3, satu langkah keliru bisa bikin strategi buyar.
Memahami arti kata secara tepat bukan hanya soal tata bahasa, tapi juga tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan cerdas dan bertanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat membahas topik sensitif seperti kerusuhan atau aksi massa, penggunaan istilah yang tepat bisa mencegah kesalahpahaman dan menyampaikan maksud secara lebih akurat.
Selain itu, pemahaman yang benar tentang kata seperti anarkis membantu kita lebih kritis dalam menerima informasi, terutama yang bersifat provokatif. Jangan sampai kita terjebak pada pemakaian istilah yang salah hanya karena terbawa arus pemberitaan atau opini publik.
Kalau kamu pernah main Mahjong Wins3, kamu tahu bahwa pemilihan simbol yang tepat dan timing dalam menekan tombol spin sangat menentukan hasil akhir. Begitu pula dengan memilih kata dalam berbahasa. Menggunakan “anarkis” untuk menggambarkan kekacauan, padahal yang dimaksud adalah tindakan kacau, bisa membuat pesanmu salah dimengerti, seperti salah pencet di tengah combo beruntun.
Gunakan anarkis untuk menyebut orang. Gunakan anarkistis untuk menyebut sifat tindakan. Dan gunakan anarki untuk menyebut kondisi atau keadaan. Ketiganya punya arti berbeda, dan kesalahan pemakaian bisa menyebabkan arti kalimat berubah total.
Mulai sekarang, jangan asal pakai kata anarkis ya. Perhatikan konteks dan maknanya, karena kata-kata punya kekuatan besar dalam membentuk pemahaman dan persepsi. Sama seperti menyusun strategi di Mahjong Wins3, memilih kata yang tepat bisa bikin kamu menang dalam komunikasi!